Masakan Istana Kerajaan Korea: Kemewahan dalam Setiap Sajian
Masakan Korea bukan hanya soal kimchi dan bibimbap. Di balik popularitas kuliner modernnya, Korea memiliki warisan gastronomi yang sangat kaya, salah satunya adalah masakan istana kerajaan atau dikenal sebagai “Surasang” (수라상). Ini adalah bentuk tertinggi dari seni memasak Korea yang dulu hanya disajikan untuk raja, ratu, dan bangsawan pada masa Dinasti Joseon (1392–1897).
Masakan istana ini bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol budaya, status, dan filosofi hidup masyarakat Korea. Mari kita telusuri bagaimana makanan kerajaan Korea menjadi bukti keagungan dan keharmonisan dalam setiap sajian.
👑 Apa Itu Surasang?
Surasang secara harfiah berarti “meja makan raja”. Hidangan ini terdiri dari berbagai macam lauk pauk yang disusun secara simetris dan harmonis. Biasanya, satu set makan malam kerajaan bisa terdiri dari 12 hingga 24 jenis makanan, termasuk nasi, sup, kimchi, hidangan utama, dan makanan penutup.
Makanan ini tidak dibuat sembarangan. Setiap hidangan disiapkan dengan teknik memasak yang rumit, menggunakan bahan-bahan segar terbaik dari seluruh wilayah Korea, dan disajikan sesuai musim serta keseimbangan rasa.
🍲 Menu Andalan Masakan Istana Korea
Berikut beberapa contoh hidangan yang biasa ada dalam sajian istana kerajaan Korea:
-
Sinseollo (신선로): Sup istimewa yang dimasak dalam wadah logam dengan bara api di tengahnya. Berisi daging, sayuran, jamur, dan bakso yang disusun indah.
-
Gujeolpan (구절판): Hidangan artistik berisi 9 jenis bahan (sayur dan daging) yang dimakan bersama pancake tipis seperti crepe.
-
Jeon (전): Gorengan ala Korea yang dibuat dari daging, sayur, atau seafood yang dibalut tepung dan telur.
-
Japchae (잡채): Mi bening dari ubi jalar yang ditumis dengan sayuran dan daging, penuh rasa gurih-manis.
-
Tteok (떡): Kue beras yang disajikan sebagai makanan penutup. Dalam konteks istana, kue ini dibuat dengan warna dan bentuk yang sangat indah.
Selain makanan utama, banchan atau lauk pendamping seperti kimchi, namul (sayuran berbumbu), dan ikan kering juga menjadi bagian penting.
🧠 Filosofi dan Nilai Budaya
Masakan istana Korea bukan hanya menekankan rasa, tetapi juga nilai-nilai Konfusianisme, seperti keharmonisan, keseimbangan yin-yang, dan penghormatan terhadap alam. Makanan ini juga mencerminkan keseimbangan warna dan rasa: pedas, manis, asam, asin, dan pahit disusun agar saling melengkapi.
Setiap warna dalam masakan (merah, hijau, kuning, putih, hitam) melambangkan unsur penting dalam filosofi Korea. Bahkan posisi penyajian di meja pun punya makna simbolis.
🧑🍳 Proses Memasak dan Penyajian yang Teliti
Masakan istana memerlukan keterampilan tinggi. Di masa lalu, hanya juru masak terpilih di istana yang diizinkan menyiapkan hidangan ini. Setiap tahap memasak diawasi ketat dan harus memenuhi standar kebersihan, rasa, dan estetika tinggi.
Makanan dimasak menggunakan api kecil dalam waktu lama, demi menjaga kesempurnaan rasa dan tekstur. Bahkan ada ritual mencicipi sebelum makanan dihidangkan ke raja—untuk memastikan tidak ada racun dan kualitasnya sempurna.
🏛️ Reinkarnasi dalam Era Modern
Kini, masakan istana Korea tak lagi eksklusif untuk bangsawan. Beberapa restoran di Korea Selatan menyajikan versi modern Surasang dengan tetap mempertahankan esensi tradisionalnya. Tempat seperti Korea House di Seoul bahkan menyajikan pengalaman makan lengkap ala kerajaan, lengkap dengan pakaian hanbok dan suasana khas istana.
Masakan istana juga sering tampil dalam drama sejarah Korea seperti Dae Jang Geum (Jewel in the Palace), yang membuat publik internasional lebih mengenal kuliner mewah ini.
✨ Kesimpulan
Masakan istana kerajaan Korea bukan hanya tentang makanan lezat, tetapi juga tentang budaya, nilai, dan sejarah yang diwariskan selama berabad-abad. Di setiap suapan Surasang, kita bisa merasakan filosofi hidup masyarakat Korea yang penuh keselarasan dan keindahan.
Jika kamu berkesempatan mengunjungi Korea, jangan lewatkan untuk mencoba masakan kerajaan ini—karena ini bukan sekadar makanan, tapi perjalanan rasa ke masa lalu.